Untuk mendukung percepatan populasi sapi nasional, Disnakeswan Provinsi Bengkulu menggelar IB  sebanyak 200 ekor sapi indukan, Selasa (15/11/2016), di Bengkulu Tengah/foto istimewa
Untuk mendukung percepatan populasi sapi nasional, Disnakeswan Provinsi Bengkulu menggelar IB sebanyak 200 ekor sapi indukan, Selasa (15/11/2016), di Bengkulu Tengah/foto istimewa

BENGKULU, sahabatrakyat.com– Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu melaksanakan inseminasi buatan serentak Provinsi Bengkulu guna mendukung dan menindaklanjuti pencanangan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) oleh Menteri Pertanian RI.

“Ada sebanyak 200 ekor sapi betina jenis sapi Bali dari kelompok tani (poktan) binaan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu yang di-inseminasi buatan,”  kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disnakeswan Provinsi Bengkulu Majestika saat membuka acara Inseminasi Buatan Serentak Provinsi Bengkulu di Desa Padang Ulak Tanjung, Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah, Selasa (15/11/2016).

Dokter spesialis reproduksi hewan itu menjelaskan, inseminasi buatan sangat bermanfaat untuk menghasilkan pedet atau anakan sapi unggulan yang sehat dan besar.

Selain itu, lanjut Majestika, kegiatan inseminasi buatan lebih efisien dan efektif karena para peternak tidak perlu punya sapi pejantan yang unggul. Selain itu, sapi betina yang dikawinkan melalui inseminasi buatan dapat terhindar dari penyakit menular, karena benih tersebut  telah steril dari penyakit. Di samping itu juga,  bibit inseminasi buatan tersebut mampu bertahan hingga 20 tahun.

Jebolan pasca sarjana Universitas Gajah Mada Yogyakarta tersebut menambahkan, kegiatan inseminasi buatan tersebut bertujuan untuk membantu para peternak dalam mengembangkan usaha peternakan sapinya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para peternak sapi.

Selain inseminasi buatan, pada kesempatan itu juga diberikan vitamin dan obat-obatan untuk kesehatan hewan ternak sapi. Sebanyak 9 orang dokter hewan dari Disnakeswan Provinsi Bengkulu bersama dengan 15 orang petugas inseminator Balai Inseminasi Buatan Daerah diterjunkan dalam kegiatan tersebut.

Menurut Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Bengkulu Tengah, Damsik, sudah ada 2 kecamatan di Kabupaten Bengkulu Tengah yang punya kelompok tani usaha ternak sapi, yaitu Kecamatan Talang Empat dan Pondok Kelapa, dengan jumlah keseluruhan ternak sapi mencapai seribu ekor.

“Pemkab Bengkulu Tengah pada tahun 2016 ini juga telah memberikan bantuan sebanyak 130 hewan ternak sapi kepada poktan di dua kecamatan tersebut, semuanya sapi betina jenis sapi Bali,” sebutnya.

Namun karena terkendala anggaran, Damsik berharap Pemda Provinsi Bengkulu dapat menggelontorkan dananya untuk membantu peternak sapi tersebut sehingga usaha mereka dapat terus berkembang dan berkelanjutan.

Kusmudi, kepala Desa Padang Ulak Tanjung, Kecamatan Talang Empat Kabupaten Bengkulu Tengah, menyebutkan, awalnya mereka mendapat bantuan per kelompok tani sebanyak 40 ekor sapi betina pada 3 tahun silam. Sejak mendapat binaan dari Disnakeswan Provinsi Bengkulu, mereka telah berhasil mengembang-biakan ternak sapi mereka hingga 200 ekor.

Kusmudi berharap Pemerintah dapat memberikan bantuan untuk penghijaun pakan ternak, karena selama ini mereka terkendala untuk mencari pakan ternak seperti rumput Gajah. Sedangkan untuk pakan alternatif mereka terkendala dengan alat produksi.

“Kalau bisa, kami ingin dapat bantuan berupa bibit rumput untuk penghijauan, yang merupakan pakan utama ternak kami,” harap Kusmudi yang juga anggota Poktan Kesuma Bhakti.

Keinginan mereka cukup beralasan. Sebab menurut Asisten Reproduksi Balai Inseminasi Buatan Daerah (BIBD) Provinsi Bengkulu, Anto Nugroho, kendala yang sering dihadapi dalam inseminasi buatan adalah pakan ternak yang kurang memadai, sehingga hal tersebut dapat mengganggu siklus masa subur sapi betina.

Selain itu, tambah Anto, pengetahuan para peternak sapi tentang masa kesuburan ternak mereka juga masih minim. Ini dapat mengakibatkan keterlambatan dilakukannya inseminasi buatan. Dampaknya, sapi betina juga tertunda menghasilkan anakan.

“Jika semuanya telah tepat waktunya, baik masa birahi sapi betina maupun waktu inseminasi buatan yang dilakukan oleh petugas inseminator yang sudah berpengalaman, maka tingkat keberhasilannya  hingga 99 persen,” pungkasnya.

 

Penulis: Saipul, Media Center Pemprov Bengkulu

Editor  : Jees