Fatra Kurniawan
Fatra Kurniawan

Menurut Undang-Undang, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Kesehatan sangat penting bagi kita karena kesehatan merupakan sebuah investasi bagi diri kita dan juga untuk mendukung pembangunan ekonomi serta mengentas kemiskinan secara universal.

Di Indonesia, kesehatan tak kalah pentingnya dengan pendidikan karena telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992. Aspek yang menjadi penentu dari kesehatan itu sendiri adalah dilihat dari gizi masyarkat dan tingkat kematian bayi dan ibu yang melahirkan. Semakin tinggi tingkat kematian bayi dan ibu, maka kesehatan di dareah tersebut semakin memburuk.

Kesehatan akan saling berkaitan dengan aspek lainnya termasuk pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Karena kesehatan merupakan salah satu aspek dari kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia permasalahan yang sering terjadi adalah mengenai masalah gizi terutama kawasan yang jauh dari perkotaan.

Permasalahan gizi buruk selalu menjadi tugas pemerintah untuk mengatasinya. Persoalan gizi buruk ini mayoritas dialami oleh anak-anak yang tak mendapatkan gizi yang baik ketika dalam kandungan ibunya. Hal yang menjadi dasar dari gizi buruk ini adalah karena faktor makanan dan biaya yang tak mencukupi untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi.

Layanan kesehatan memang sudah banyak kita temui di Indonesia, contohnya adalah BPJS. Namun bukan berarti masyarakat Indonesia sudah digolongkan sebagai negara yang kesehatannya baik. Di daerah perkotaan masyarakat bisa menikmati layanan ini, namun pemerataan ini belum juga dilakukan pemerintah dimana untuk wilayah-wilayah terpencil masyarakatnya belum bisa menikmati layanan kesehatan secara baik.

Selain karena sosialisasi yang memang kurang, tapi fasilitas yang juga tak memadai membuat masyarakat kawasan jauh dari perkotaan tak menikmati layanan kesehatan. Hingga kini Indonesia masih banyak memiliki kasus gizi buruk, serta kematian ibu dan anak yang melahirkan masih tinggi. Ini adalah permasalahan pemerataan dari layanan ini. Pada dasarnya, kesehatan ini bukanlah sesuatu yang harus diatasi, namun dijaga.

Indonesia seperti yang kita ketahui akan mengatasi masalah kesehatan jika sudah sangat meresahkan. Bukan justru mecegahnya agar tetap berada dalam pola hidup sehat. Salah satu yang akan meningkatkan pembangunan ekonomi adalah ketika di negara tersebut kesehatan sangat bernilai sehingga akan menghasilkan pemuda-pemuda yang kreatif dan bisa mewujudkan pembangunan ekonomi yang baik. 

Tapi bagaimana caranya kita untuk mecapai hal tersebut karena layanan kesehatan yang ada saja belum cukup memadai dan memungkinkan untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit dan tetap berada pada pola hidup sehat.

Pemerintah memang memiliki peran yang sangat besar dalam hal ini, sebagaimana yang menjadi program andalan Gubernur Provinsi Bengkulu dan beberapa Kepala Daerah Kabupaten/Kota adalah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dengan membangun rumah sakit dan meningkatkan akreditasinya.

Tetapi harus kita pahami bahwa menurut teori Henri L Blum, pelayanan kesehatan hanya 10% untuk mengatasi permasalah kesehatan di suatu wilayah. Dimana sisanya?  Melalui pendekatan genetik 20%, melalui pendekatan perilaku 30% dan pendekatan kesehatan lingkungan 40%.

Realita yang terjadi hari ini banyak kepala daerah, bahkan melalui janji kampanye yang menjadi konsen di bidang kesehatan hanya berada ruang lingkup mendirikan rumah sakit dan pengobatan gratis (kuratif). Tetapi hal itu hanya jangka pendek dan tidak memiliki dampak yang besar dalam upaya mengurangi permasalahan kesehatan masyarakat.

Seharusnya pemerintah memiliki visi jangka panjang dengan lebih mengedepankan kebijakan gerakan promotif dan preventif (pencegahan) melalui pendekatan prilaku hidup sehat masyarakat serta mengatur tata ruang kesehatan lingkungan masyarakat dengan menggerakkan seluruh tenaga kesehatan yang profesional untuk hadir di tengah-tengah masyarakat Kota hingga di pedesaan.

Apabila kebijakan tersebut di desain baik oleh pemerintah maka angka sakit suatu wilayah akan dapat diatasi dengan baik, sehingga masyarakat tidak perlu sakit terlebih dahulu untuk merasakan sehat.

Menjelang Tahun 2017 mendatang, ada kabupaten dan kota di wilayah Provinsi Bengkulu yang akan melakukan pergantian kepemimpinan kepala daerah. Di sana kita akan melihat sejauh mana kandidat calon kepala daerah memiliki konsep jangka panjang dalam mengatasi permasalahan kesehatan di suatu daerahnya.

Apakah layanan gratis adalah solusi terbaik untuk pemerintah? Tapi satu hal yang terpenting adalah bukan bagaimana pemerintah mengatasi masalah penyakit yang sering di derita masyarakat terutama bagi masyarakat miskin, tapi pemerintah harus memperhatikan pencegahan agar masyarakat tetap hidup sehat.

Hal ini bisa dilakukan pemerintah dengan pemberian makanan bergizi gratis untuk rumah tangga miskin, serta sosialisasi terkait penyakit-penyakit yang bisa ada pada masyarakat sehingga kita bisa sama-sama menjaga kesehatan agar bisa menjadi masyarakat yang produktif dan kreatif untuk meningkatkan pembangunan ekonomi secara baik. Yang terpenting adalah bagaimana merubah paradigma masyarakat dengan mengajak masyarakat untuk peduli akan pentingnya kesehatan diri, keluarga dan masyarakat.

Penulis   : Fatra Kurniawan, S.KM
Asal       : Kab. Lebong. Prov. Bengkulu
Instansi : Mahasiswa Pascasarjana Univ. Muhammadiyah Prof. Hamka (UHAMKA) Jakarta