LEBONG, sahabatrakyat.com Beras ‘batet’ dan jeruk Gerga sudah sampai bahkan menjadi santapan saat pelantikan para menteri Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
Hal itu diceritakan Bupati Lebong Rosjonsyah di sela-sela sambutannya sebelum membuka Rapat Koordinasi Pelaku Perberasan Tahun 2019 di Aula Swarang Patang Stumang Bappeda Lebong di komplek perkantoran jalur dua Tubei, Kamis (21/11/201).
“Beras batet yang dikirim ke Jakarta waktu itu 1,5 ton,” ujar Rosjonsyah. “Rasanya yang enak dipuji Ibu Mega dan Puan (Puan Maharani),” lanjutnya disambut aplaus peserta rakor yang difasilitasi Dinas Ketahanan Pangan tersebut.
Meski demikian, Rosjonsyah mengakui beras batet tidak bisa menjadi unggulan utama karena jumlahnya yang terbatas. Sebab, tambah dia, beras batet sendiri sebenarnya adalah sisa dari panen raya. “Untuk memenuhi permintaan ke Istana itu saja saya sempat khawatir tidak bisa kita penuhi,” katanya.
Rosjonsyah mengatakan, apresiasi atau pujian terhadap rasa beras batet itu merupakan peluang bagi upaya menjadikan beras Lebong sebagai salah satu unggulan daerah. Karena itu, selain perlu ditingkatkan produksinya, beras Lebong juga perlu dijaga dan ditingkatkan kualitasnya.
“Soal perberasan ini urgen. Jangan sampai kalah dengan beras impor seperti beras Vietnam yang secara kualitas tidak lebih bagus dari pada beras Lebong,” kata Rosjonsyah.
Sebelumnya Bupati Rosjonsyah menyampaikan bahwa Kabupaten Lebong merupakan salah satu kabupaten sentra produksi padi yang surplus beras setiap tahunnya dan beras sudah ditetapkan sebagai salah satu komoditas unggulan.
”Komoditas beras sebagai sumber pangan utama di Kabupaten Lebong ini perlu dikembangkan dalam segala aspek. Sebagaimana yang diamanahkan oleh Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi. Bahwa cadangan pangan perlu terdiri dari cadangan pangan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan desa,” paparnya.
Untuk percepatan pengembangan beras sebagai produk unggulan, Rosjonsyah meminta semua stakeholders dapat menjalin kerja sama dalam pengembangan komoditas beras.
“Kita fasilitasi pihak Bulog untuk bisa dan dapat berkerja sama denga para pelaku perberasan sehingga kegiatan pengembangan usaha pangan masyarakat yang bersumber dari bantuan pemerintah dari badan ketahanan pangan untuk pengadaan beras toko Tani Indonesia bisa berjalan dengan baik sesuai dengan harapan kita bersama,” imbuhnya.


Pewarta: Sumitra Naibaho