Fatmawati-Plt Gubernur Rohidin Mersyah menerima audensi tim pengusung uang kertas bergambar ibu Fatmawati/ist

BENGKULU- Tim Pengusung yang tergabung dari beberapa organisasi, memperjuangkan gambar Fatmawati Soekarno untuk masuk dalam salah satu cetakan uang kertas nasional. Fatmawati adalah putri terbaik Bengkulu yang menjadi Pahlawan Nasional dengan keputusan Presiden RI nomor: 118/TK/2000.

Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan ini merupakan langkah bagus karena masyarakat peduli akan perjuangan ibu Fatmawati yang telah ikut andil membangun bangsa dengan menjahit bendera pusaka.

“Ibu Fatmawati putri terbaik Bengkulu yang ikut dalam perjuangan membangun bangsa, kita patut menghargai perjuangan beliau,” ujar Rohidin dalam pertemuan dengan Tim Pengusung Foto Ibu Fatmawati masuk dalam uang kertas nasional, Selasa (27/11/2018).

Fatmawati-Plt Gubernur Rohidin Mersyah menerima audensi tim pengusung uang kertas bergambar ibu Fatmawati/ist

Rohidin berharap, ke depan perlu melakukan pertemuan dengan Bank Indonesia sebagai pihak yang berwenang dalam menerbitkan uang kertas nasional agar rencana ini segera terealisasi.

“Rancangan ini perlu dukungan semua pihak, agar segera terealisasi,” papar Rohidin.

Menurut Sekretaris panitia pengusung, M. Ichwan, Tim inisiator pengusung melakukan koordinasi sejak 2016 lalu yang diketuai oleh Bapak Ali Arifin (Alm), bertujuan agar Fatmawati sebagai putri Bengkulu menjadi kebanggaan Indonesia dengan tampil di uang kertas nasional. Disamping itu, pada sisi lain uang kertas menampilkan lokasi pariwisata unggulan Provinsi Bengkulu.

“Sejak 2 tahun lalu kami mengusulkan ini dan sudah berkoordinasi ke beberapa pihak seperti Bank Indonesia dan Keluarga Ibu Fatmawati. Kami berharap ini berhasil, sebab menjadi kebanggaan bagi masyarakat Bengkulu,” ujarnya.

Beberapa tim pengusung antara lain, Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPPI), Ikatan Masyarakat Melayu Provinsi Bengkulu (IMMB), Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri), dan beberapa organisasi lainnya.


Editor: Jean Freire