REJANG LEBONG, sahabatrakyat.com– Kepolisian Resor Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, mengingatkan kalangan masyarakat di daerah itu untuk mewaspadai isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia atau PKI.
Hal ini diungkapkan Kapolres Rejang Lebong AKBP Napitupulu Yogi Yusuf saat menggelar “Dialog Kebangsaan Pemuda Sebagai Garda Terdepan Dalam Keamanan dan Pertahanan” bertempat di Mapolres Rejang Lebong, Kamis (28/9/2017).
Napitupulu mengatakan bahwa saat ini Bangsa Indonesia mudah terprovokasi salah satunya ialah dengan isu kebangkitan PKI.
“Bangsa Indonesia saat ini masih mudah terprovokasi salah satunya ialah dengan isu kebangkitan PKI, padahal pemerintah sudah dengan tegas melarang adanya PKI di Indonesia sehingga ini harus diwaspadai agar tidak dimanfaatkan segelintir orang,” katanya.
Adanya isu kebangkitan PKI di Tanah Air belakangan ini, tambah dia, sudah tidak relevan dengan kemajuan jaman.
Selain itu, kata Napitupulu, juga sudah dilarang oleh negara, dan terpenting ialah menjaga prilaku masyarakat agar jangan seperti PKI.
Perilaku seperti PKI tersebut, kata dia, seperti perbuatan memaksakan kehendak, dimana cara ini dilakukan dengan melakukan kekerasan untuk cepat mencapai apa yang dimaksud tanpa melalui proses yang berlaku.
Selain masalah PKI, tambah dia, masalah lain yang saat mudah sekali mempengaruhi masyarakat ialah isu mengenai agama.
Napitupulu menontohkan kasus khilafah, isu ini sangat sensitif karena membawa embel-embel agama.
Dia mengharapkan kalangan peserta dialog yang sebagian besar berasal dari mahasiswa dan pelajar serta utusan organisasi massa serta beberapa dinas/instansi terkait agar tidak mudah terpengaruh dengan berbagai isu yang berkembang belakangan ini.
Kalangan mahasiswa dan pelajar dituntut nalar dalam mendapat informasi yang beredar sehingga tidak terpancing dan ikut serta.
Dandim 0409/Rejang Lebong Letkol Kav. Hendra S Nuryahya menjelaskan saat ini Bangsa Indonesia tengah menghadapi “proxy war” yaitu perang melawan pihak ketiga sebagai pengganti berkelahi satu sama lain secara langsung.
“Perang saat ini bukan dengan senjata tetapi dengan pihak ketiga. Ancaman lain yang tengah kita hadapi ialah melalui media salah satunya media sosial,” ujarnya.
Dengan media sosial ini, kata Dandim, mereka menyebarkan fitnah dan lainnya sehingga bisa mengganggu ketenteraman bangsa. Untuk itu kalangan masyarakat di daerah itu harapkan agar dapat berlaku bijak dalam menggunakan media khususnya media sosial.


Editor: JEAN FREIRE
Sumber: ANTARA