Ketua STIPER bersama para mahasiswa yang tengah KKN di desa

REJANG LEBONG,sahabatrakyat.com– Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Rejang Lebong sebagai satu-satunya kampus berbasis pertanian dataran tinggi di Provinsi Bengkulu terus berbenah dan melakukan berbagai terobosan.
Salah satu terobosan yang akan direalisasikan pada tahun tahun 2018 ini adalah bakal menjadikan empat desa di wilayah Kecamatan Selupu Rejang menjadi desa binaan STIPER.
Langkah maju tersebut terungkap usai Ketua STIPER Rejang Lebong Prof. Dr. Ir. Alnopri, M.S melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) ke empat desa, yakni Suban Ayam, Sumber Bening, Mojorejo dan Sumber Urip, yang menjadi lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa STIPER angkatan XI tahun 2018.
Bahkan tak tanggung-tanggung rencana menjadikan 4 desa tersebut sebagai desa binaan STIPER akan segera dituangkan dalam Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).
Disela Monev kegiatan KKN, Profesor Alnopri menyempatkan memberikan cindera mata kepada para Kepala Desa

“Sebagai tindaklanjut dari kegiatan KKN yang saat ini masih berjalan di 4 desa di wilayah Kecamatan Selupu Rejang, kami akan menjadikan 4 desa tersebut sebagai desa binaan STIPER dan dalam waktu dekat ini akan kami tindaklanjuti dengan MoU, tadi sudah disampaikan semua kepada para Kades dan perangkat di 4 desa tersebut saat kami melakukan Monev,” ujar Prof. Alnopri.
Selain akan menjadikan 4 desa tersebut sebagai desa binaan berkelanjutan, dalam kegiatan Monev yang diikuti oleh para dosen STIPER dan Pengurus Yayasan Pat Petulai, Jum’at (9/3/2018, STIPER menurut Nopri juga banyak mendapatkan masukan dari masyarakat dan juga perangkat desa.
Di antaranya menambah mata kuliah yang berkaitan dengan agrowisata dan industri sesuai dengan program Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong saat ini.
“Kita banyak mendapatkan masukan dari masyarakat dan juga para Kades dan perangkatnya untuk kemajuan kedepan, seperti salah satunya itu adanya klinik konsultasi agribisnis. Kedepan STIPER akan memiliki itu, termasuk juga perbaikan kurikulum, ada mata kuliah berbasis agrowisata dan mata kuliah sistem pertanian berkelanjutan,” beber Nopri.
Profesor Alnopri beserta pengurus Yayasan Pat Petulai serap masukan dari masyarakat dan perangkat desa untuk kemajuan kampus yang dipimpinnya.

Bebas SPP 100 Pendaftar
Di sisi lain, promosi gencar untuk memajukan STIPER dilakukan pula oleh Pengurus Yayasan Pat Petulai dan civitas akademika di tahun 2018 dengan melakukan promosi besar-besaran, yakni membebaskan SPP kepada 100 orang calon mahasiswa yang menjadi pendaftar pertama di kampus yang memiliki VISI “Unggul Dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pertanian Dataran Tinggi Tingkat Nasional Berwawasan Kewirausahaan Tahun 2030”.
“Kami juga di tahun 2018 ini membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat Rejang Lebong dan seluruh masyarakat Provinsi Bengkulu dan sekitarnya yang ingin secara serius menimba ilmu di STIPER dengan memberikan kelonggaran, yakni bebas SPP selama satu tahun kepada 100 orang pendaftar pertama, kemudian juga ada berbagai beasiswa yang nantinya dapat diakses oleh para mahasiswa yang kuliah di STIPER,” kata Prof Alnopri. (ADV)


Penulis: Agus