Lindani, bendahara pengeluaran Dinas PMD Bengkulu Utara

BENGKULU UTARA, sahabatrakyat.com– Pesatnya kemajuan teknologi informasi (TI) saat ini bukan lagi berita baru. Hal ini ditandai dengan makin banyaknya warga yang melek internet dan mengakses berbagai informasi dari dunia maya, baik lewat komputer (laptop atau pc), maupun dengan media handphone.
Kemajuan TI juga telah mendorong tumbuh suburnya media online sehinnga Media Online menjadi generasi ketiga dalam perkembangan Jurnalistik, yaitu setelah jurnalistik cetak (print journalism) seperti surat kabar, majalah, tabloid dan jurnalisik elektronik seperti televisi dan radio.
Karena itu, keberadaan media online kini tidak bisa dipandang sebelah mata. Apalagi di awal-awal kehadirannya media online menjadi pilihan publik ketika media cetak dan elektronik tak bisa atau dipaksa tak bisa menginformasikan peristiwa-peristiwa yang dianggap mengancam penguasa.
Di Indonesia, media online menjadi pilihan akses informasi menjelang berakhirnya era pemerintahan Orde Baru.
Meski kemajuan TI dan mendia online sudah begitu pesat, masih saja ada yang tak mengakuinya. Ironisnya, sikap itu ditunjukkan kembali oleh oknum pejabat di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bengkulu Utara (BU) bernama Lindani.
Lindani adalah pejabat bendahara pengeluaran DPMD BU. Meski pengguna hape yang bisa terkoneksi dengan internet, Lindani terkesan meremehkan peran dan eksistensi media online.
Sikap meremehkan media online itu ditunjukkan Lindani saat Jhon Bew, seorang pewarta media online jurnaltoday.com bermaksud menemui kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Ir Budi Sampoerno. Saat itu, sang jurnalis juga membawa bukti dan tagihan iklan/advertorial ke dinas tersebut.
Melihat surat dan bukti tagihan itu, kata Jhon, Lindani terkesan kaget. “Kalau berita terbit di media online itu tidak dibaca orang. Saya mau tanya siapa, yang baca berita online?” ujar Jhon mengutip Lindani. “Kalau print seperti ini kami di sini juga bisa,” lanjut Jhon.
Lindani, kata Jhon, lalu meminta dia membawa koran sebagai barang bukti kalau ingin menagih (berita iklan atau advertorial).
“Dia bilang, kalau mau masukan tagihan mana korannya? Baru pertama kali ini saya melihat wartawan membawa print seperti ini. Kalau seperti ini saya juga bisa ngeprint,” kata Jhon.
Kepala DPMD Kabupaten Bengkulu Utara saat dikonfirmasi sahabatrakyat.com via seluler mengatakan, “Ya nanti kita coba kita beri pengertian. Jangan komentar yang aneh-aneh dan neko-neko. Kita melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksi kita,” jelas Budi.
Terpisah Plt Sekda Drs. Haryadi, S.Pd, MM, M.Si mengatakan sangat menyayangkan hal ini. “Semestinya tidak perlu diungkapkan. Semua media itu sama, mau cetak, mau elektronik, mau online, masing-masing memiliki peran dalam menginformasikan kepada publik,” ungkap Haryadi.
Haryadi juga mengingatkan agar semua pejabat tidak membeda-bedakan media. Karena media stakeholders yang perannya bisa dikatakan penting saat ini.
“Di era komunikasi dan informasi seperti saat ini, media memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembangunan, baik media cetak, media elektronik maupun media online sangat berperan dalam menginformasikan dan mensosialisasikan program-program pemerintah, termasuk di dalamnya tentang perencanaan pembangunan,” jelas Haryadi.
“Wartawan itu bagian dari komponen untuk membangun, jadi kita saling menghormati,” tutup Haryadi. (MS Firman)