REJANG LEBONG, sahabatrakyat.com- Kegigihan pemuda asal Lahat, Sumatera Selatan, ini patut diapresiasi. Demi meraih cita-cita dan menamatkan pendidikan tinggi, lelaki ini tak patah arang. Serba kurang dan boleh dibilang memprihatinkan, dia terus berjuang menggapai mimpi.
Namanya Efendi (Alghazali). Dia mahasiswa semester VI di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Curup, Rejang Lebong. Sudah dua tahun terakhir Efendi mengaku harus bekerja dan berusaha keras agar studinya tak kandas.
Jauh dari orang tua membuatnya harus mandiri. Apalagi kiriman dari Lahat yang tak bisa diandalkan karena tak menentu jumlah dan kedatangannya mendorongnya mengajar secara privat dari rumah ke rumah.
”Orang tua di Lahat cuma petani. Jadi saya tak mau terus membebani. Saya tak mau hanya menunggu kiriman dari mereka untuk memenuhi kebutuhan kuliah dan kehidupan sehari-hari di sini,” tutur mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2014 itu kepada sahabatrakyat.com, Rabu (22/2/2017).
Walau harus mengajar untuk memenuhi kebutuhannya, Efendi masih meluangkan waktu, tenaga dan pengetahuannya dengan memakmurkan masjid. Dia mengajarkan ilmu agama yang dikuasainya dari satu masjid ke masjid lainnya di wilayah Kota Curup. “Kadang-kadang pak imam masjid yang saya tempati yang mau membantu,” ujar Efendi.
Di kampus, prestasi akademik Efendi juga tak mengecewakan. Meski pernah harus jalan kaki setiap hari sejauh 5 km dari tempatnya tinggal dulu menuju kampus STAIN, capaian IKP-nya tembus 3,49. Efendi juga pernah meraih beasiswa. “Itu dua tahun yang lalu. Selama satu semester. Kalau sekarang tidak dapat lagi karena program beasiswa itu sudah dihapuskan pemerintah,” sambungnya.
Beasiswa yang dimaksud Efendi adalah BKM atau bantuan khusus mahasiswa. Beasiswa ini diperuntukkan bagi mereka yang tergolong berasal dari keluarga kurang mampu. Kata Efendi, nilai BKM yang dia terima kala itu sebesar Rp 1,2 juta.
Sebagai mahasiswa, anak keempat dari enam bersaudara ini juga aktif di salah satu organisasi kemahasiswaan pemuda, yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Curup. Bahkan pria kelahiran 18 Oktober 1994 itu tercatat sebagai salah satu pengurus di tingkat aliansi rayon.
“Sekarang lagi belajar wirausaha bersama teman. Tapi saya masih berharap bisa mendapatkan beasiswa supaya studi saya bisa terus jalan,” kata Efendi yang kini tinggal di rumah tunggu Masjid Nurul Islam, Desa Batu Panco, Kecamatan Curup Utara.
Harapan Efendi tak berlebihan. Apalagi di STAIN sendiri sebenarnya ada program beasiswa yang layak didapatkannya. Di antaranya beasiswa prestasi akademik, beasiswa baznas, dan beasiswa aktivis. (cw8)