Petani sayur di Rejang Lebong kini mengeluh akibat harga jual yang anjlok. Seperti diungkap sejumlah petani pada Minggu (13/3/2022) /brn
Petani sayur di Rejang Lebong kini mengeluh akibat harga jual yang anjlok. Seperti diungkap sejumlah petani pada Minggu (13/3/2022) /brn

REJANG LEBONG, sahabatrakyat.com-  Petani sayuran di Kabupaten Rejang Lebong saat ini mulai mengeluh. Selain dihadapkan dengan kondisi pandemi, kemudian minyak goreng yang sulit didapatkan,  kini mereka juga dihadapkan dengan kondisi harga sayuran yang mulai anjlok.

Kondisi tersebut sudah berlangsung sejak satu bulan belakangan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu petani di Desa Sumber Bening Kecamatan Selupu Rejang  Nir Hasim (38).

“Saat ini hampir seluruh harga sayuran anjlok, harganya sangat jauh turun, ini sudah mulai sejak sebulan terakhir,” ujarnya, Minggu (13/03/2022).

Beberapa jenis sayuran yang harganya turun drastis menurut petani yang mengelola lahan sewa itu adalah kol atau kubis saat ini harganya Rp 300 per kg dari sebelumnya Rp 3 ribu per kg. Kemudian selada darat saat ini juga dihargai Rp 300 per Kg turun dari sebelumnya Rp 2.500 per Kg.

Sawi pahit saat ini dihargai Rp 300 per kg sebelumnya Rp 3 ribu per kg. Sawi bulat saat ini hanya dihargai Rp 300 per kg sebelumnya dihargai Rp 2 ribu per kg. Daun Bawang saat ini dihargai Rp 2 ribu dari sebelumnya Rp 5 ribu.

“Semua sawi-sawian dan kol turun harga sampai Rp 300 per kg, harga itu kami antar ke gudang, bukan harga di ladang sampai Nur Hasim.

Dampak dari anjloknya harga tersebut menurut Nur Hasim dirinya mengalami kerugian yang tidak sedikit, bahkan tanaman sayuran di lahan 1/4 hektar yang disewanya itu terancam tidak panen.

“Modal saja tidak mungkin balik, apalagi untung, kemungkinan tidak bakal panen”, keluhnya.

Selain Nur Hasim, Rizal (38) petani lainnya juga mengeluhkan anjloknya harga sejumlah sayuran di Kabupaten Rejang Lebong. Karena turunnya harga sayuran tersebut menambah penderitaan para petani. Karena saat ini harga kebutuhan lainnya justru mengalami kenaikan.

“Selain harga sayuran turun, harga kebutuhan pertanian juga mengalami kenaikan sehingga semakin membuat petani susah,” keluh Rizal.

Diungkapkan Rizal, kenaikan harga pupuk saat ini benar-benar dikeluhkan petani, karena satu zak pupuk NPK ukuran 50 kg saat ini dihargai Rp 750 ribu yang sebelumnya hanya Rp 500 ribu. Kenaikan harga pupuk non subsidi ini terjadi sejak awal 2022 ini. Kemudian untuk satu gulung mulsa saat ini dihargai Rp 650 ribu dari sebelumnya Rp 460 ribu.

“Harga sayuran murah, semua kebutuhan mulai naik, ditambah lagi pupuk harganya sudah berubah harga sejak awal tahun, kami sangat berharap ada perhatian dari pemerintah dengan kondisi yang dialami kami petani.” (brn)