LEBONG, sahabatrakyat.com– Ini kali kedua merekam antusiasme dan suara perempuan di Dusun 3 Desa Nangai Amen, Kecamatan Lebong Utara, Kabupaten Lebong–atau biasa disebut Kebun Ubi. Sabtu (16/09) sore, sekitar 24 perempuan hadir dalam diskusi bersama PKBI Provinsi Bengkulu. Ulasan mereka bernas: perubahan iklim, ketahanan pangan dan akses HKSR atau hak kesehatan seksual dan reproduksi.
Seperti pertemuan sebelumnya, ibu-ibu itu juga masih berhimpun di komunitas pengrajin makanan Kelompok Opak Sedulur. Jika di pertemuan awal, suasana diskusi masih canggung, kali ini sudah jauh lebih cair.
“Mereka mulai mendiskusikan perkembangan dan keluhan kesehatan yang terkait dengan kesehatan seksual dan kesehatan reproduksi anggota kelompok, keluarga dan warga sekitar. Beberapa ibu muda mengungkapkan persoalan serius yang dialami tubuhnya ketika menggunakan salah datu alat kotrasepsi atau KB,” ungkap Nurkholis Sastro, Sekretaris PKBI Provinsi Bengkulu.
Sastro, begitu putra Lebong itu biasa disapa, menjelaskan lebih lanjut persoalan serius yang dialami ibu-ibu muda itu. Ada yang mengalami keguguran dan gangguan yang tidak normal ketika menstruasi, katanya.
“Di antara mereka yang cukup serius dianjurkan untuk ke pelayanan rumah sakit atau dokter praktek. Memastikan gangguan pada sistem organ reproduksi yang berlebihan hingga pingsan,” imbuhnya.
Selain merangkum keluhan kesehatan itu, Tim PKBI kembali memberi layanan cek tensi darah, tes gula darah, HB, asam urat dan kolestrol. Sebagian besar perempuan yang masuk lansia mengalami peningkatan gula darah dan asam urat diatas normal. Sedangkan pada ibu-ibu muda atau WUS kadar HB mereka cukup normal.
Sastro menambahkan, di Dusun 3 dan 2 saat musim kemarau ini mulai agak kesulitan akibat terbatas akses air bersih untuk minum. Bahkan bebetapa jenis tanaman mengalami kelambatan dalam pertumbuhan. Akibatnya, sebagian besar ibu-ibu mulai membeli sayuran-mayur di pasar. “Padahal sebelumnya tersedia di pekarngan atau kebun setempat,” terang Sastro.
Dalam diskusi ini juga sempat menyinggung kenaikan harga beras, sebagai dampak musim kemarau beberapa wilayah di Jawa dan Sumatera yang mengalami keterlambatan panen. Karena itu, kata Sastro, menjadi penting para ibu memperbesar cadangan beras di rumah atau memperbanyak ragam pangan sehingga tidak tertumpah pada nasi.
“Keberagaman jenis pangan bagian membangun kemandirin dan pasokan pangan yang baik bagi kebutuhan tubuh perempuan. Kecukupan gizi akan memperkuat dan menghasilkan generasi yang sehat, cerdas ke depan,” ujarnya.
Lebih jauh, Sastro menyebut rintisan program ketahanan pangan, perubahan iklim dan akses layanan HKSR perempuan dan anak perempuan di Lebong oleh PKBI Provinsi Bengkulu ini bakal menjadi cikal bakal membangun Cabang PKBI di Kabupaten Lebong. “Ini bagian dari kontribusi PKBI selaku NGO dalam memperkuat kapasitas layanan HKSR bagi perempuan miskin pedesaan,” tandasnya.