Lasben Sinaba alias Dang Rajang/ist

LEBONG, sahabatrakyat.com– Upaya dan kerja keras Dang Rajang untuk menjadi salah satu petinju terbaik di Indonesia pelan-pelan menunjukkan hasil.
Dalam tempo beberapa bulan saja, pemuda 28 tahun asal Desa Pelabai, Kecamatan Pelabai, Kabupaten Lebong itu sudah mampu memperbaiki peringkatnya.
Jika pada Maret 2018 dia masih di rangking sembilan nasional, kini dia sudah tembus ke peringkat delapan nasional kelas bulu junior.
Walau belum setenar petinju-petinju nasional yang sudah menyandang gelar juara dunia di kelasnya masing-masing–sebutlah misalnya Daud Yordan atau Chris Jhon, namun kiprah Dang Rajang patut diapresiasi dan didukung.
Kepada sahabatrakyat.com, pemilik nama asli Lasben Sinaba dan biasa disapa Ben oleh keluarganya itu menuturkan sedikit perjalanan hidupnya sebelum akhirnya masuk ring.
“Sebelumnya, saya pekerja swasta, ikut bergabung di PT. Minuman Rasa dan Mineral sebagai marketingnya. Terus ikut ekspedisi antar kota, kerja di hiburan malam, biliar dan karaoke bar,” kisahnya.
Salah satu momen laga yang dilakoni Dang Rajang/ist

Tak cukup di situ, kerasnya hidup di ibukota juga pernah membawa Ben bekerja sebagai pengolah pasar modern, lalu kerja di proyek elektrikal, menjaga keamanan pembangunan apartemen. Ia juga pernah menjadi pembantu rumah tangga.
“Dari itulah berpengalaman bekerja sama orang semua rasanya sama dan dari itulah saya mau berdiri sendiri, bagaimana caranya bisa membanggakan kedua orang tua saya,” ujar Ben yang mengaku sudah merantau di Jakarta sejak April 2010.
“Dan saya berpikir dulu mungkin saya tidak bisa membanggakan kedua orang tua saya dgn harta tapi mungkin dgn karir. Makanya saya pilih tinju karena tinju-lah di depan mata saya sekarang dan alhamdulillah sekarang dgn tinju saya bisa mengenalkan orang tua saya dengan orang banyak meskipun belum memuaskan tapi saya sudah bangga dgn kerja keras saya,” tambahnya.
Ben mengakui perjumpaannya dengan olahraga baku pukul itu tidak dia rencanakan. “Karena ada teman petinju juga dari Curup, terus suka main dan nonton dia tanding di atas ring, lama kelamaan ikut olahraga juga buat badan bugar,” kata Ben.
Dang Rajang saat memukul roboh lawannya/ist

“(Karena) Saya udah sering di sasana tinju bertemulah manajemennya. Kami ngobrol dan dia suruh saya berlatih klo udah merasa nyaman, suka, dll,” lanjut Ben melalui pesan WhatsApp kepada sahabatrakyat.com
Setelah giat berlatih, suatu hari Ben ditawarkan ikut pertandingan. Setelah mempertimbangkan saran dan arahan manajemen di sasana tersebut, Ben yang mulai fokus bertinju pada Oktober 2017 akhirnya memutuskan naik ring.
“Main di Balai Sarbini, Jakarta. Melawan Yosmar Kefa, orang NTT. Dia adalah salah satu senior saya sendiri bersama berlatih di Sasana Nelson Nainggolan,” kenang Ben.
Pada laga perdana itu, Ben mengaku kalah. Kekalahan juga harus dia terima saat naik ring untuk kali kedua. Namun di laga-laga berikutnya pemilik tinggi badan 165 cm itu mulai unjuk potensi.
“Pakai nama Lasben Sinaba 2 kali main kalah. Trus pake nama Dang Rajang 3 kali main, 3 kali menang. Jadi total 5 kali main,” beber pria kelahiran 5 April 1990 itu.
Dengan menempati peringkat delapan nasional, Ben harus bekerja keras dengan berlatih agar bisa terus memperbaiki kemampuannya. “Saya punya target memenangi kejuaraan di badan tinju di Indonesia,” kata Ben.
Di sisi lain Ben mengaku apa yang dia capai kini tak lepas dari peran atau bantuan orang lain. Salah satu orang yang ikut andil dalam karirnya adalah seorang bernama Oddy.
Ben berkata, Oddy lah yang mensupport kebutuhannya dalam menapak karir di ring tinju sehingga dia bisa fokus berlatih.
“Itu orang Jambi, terus klo kito perantau sama dari Sumatra kita seperti keluarga, dan awal mulanya dari amatir tinju Jambi sebelum dia jadi anggota kepolisian, jadi dia (memang) senang dengan tinju,” jelas Ben tentang alasan Oddy membantunya.
Ben mengakui olahraga tinju tergolong olahraga mahal. Hal itu, kata dia, bisa dilihat dari fasilitasnya yang mewah.
Barangkali karena terbilang mahal, Ben berpendapat olahraga tinju di Bengkulu, khususnya di Lebong, belum berpotensi menjadi pilihan anak-anak muda.
“Klo saat ini belum ada potensi. Mungkin karena nggak ada tempat latihannya dan juga anak muda Lebong belum terbiasa dan belum mengenal apa itu atlet tinju,” papar anak kedua dari empat bersaudara itu.

Perlu Dukungan
Sukamdani, salah seorang pemuda Pelabai, menilai kiprah Lasben Sinaba alias Dang Rajang perlu didukung pemerintah daerah, baik Pemkab Lebong maupun Pemprov Bengkulu.
“Sudah sepantasnya diberi suport karena bagaimana pun dia adalah pemuda Lebong dan Bengkulu. Walau membawa nama sasana di Jakarta, namun nama Lebong dan Bengkulu tak mungkin hilang sebagai asal usulnya,” kata Sukamdani.
Sukamdani menambahkan, sosok Lasben Sinaba patut dicontoh oleh generasi muda Lebong. Pasalnya, meski berasal dari desa, Ben sudah menunjukkan dia mampu bersaing di ibukota.
“Kita akan galang dukungan bagi Ben. Mudah-mudahan pihak-pihak terkait bisa mendukung secara konkrit kiprahnya. Kalau disponsori, kepada saya dia sudah menyatakan siap membawa nama Lebong atau Bengkulu,” ujar Sukamdani.


Penulis: Jean Freire