Asih Widiyanto (kanan) saat dimintai klarifikasi oleh kalangan jurnalis di Bengkulu Utara/MS Firman

BENGKULU UTARA, sahabatrakyat.com–  Asih Widiyanto, seorang guru honorer di salah satu SMP di Bengkulu Utara akhirnya memohon maaf kepada para pewarta atau jurnalis di wilayah itu.
Permintaan maaf itu disampaikan warga Desa Arga Mulya, Kecamatan Padang Jaya, itu setelah unggahan status di dinding akun facebook bernama @Yayan Csl miliknya membuat tersinggung para wartawan.
Akun facebook Yayan Csl pada tanggal 25 April 2018 pukul 19.30 Wib membuat status begini: “Adakah dalam undang-undang jurnalistik memperbolehkan pemerasaan….Cuma bermodal foto dari sosmed buat minta duit, kalau gk dikasih bakal dimasukan koran…???
Ngajak gelut kae wong”.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bengkulu Utara, Drs. H. Warsiman kepada sahabatrakyat.com mengatakan, apa yang disampaikan pemilik akun tersebut itu tidak benar adanya.
“(Karena itu) Saya minta ini untuk diklarifikasi ke oknum yang membuat postingan tersebut dan upayakan untuk diselesaikan secara baik dan bijak, apabila yang bersangkutan bersikeras kita siap akan memperpanjang hal ini,” tegas Warsiman.
Kepala SMPN 26 Bengkulu Utara Widodo, yang juga ayah kandung Asih Widiyanto, ikut menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ketidak tahuan putranya dan meminta hal ini diselesaikan secara kekeluargaan.
Widodo juga bersedia putranya untuk membuat pernyataan permohonan maaf secara tertulis yang disaksikan oleh para awak media.
“Ini pembelajaran yang sangat berharga dan ke depan agar tidak terulang kembali hal seperti ini,” harap Widodo.
Asih Widiyanto sendiri saat dikonfirmasi menyatakan bersedia membuat pernyataan permohonan maaf di akun FB miliknya yang sekarang sudah berubah berganti menjadi Asih Widiyanto.
“Saya yang bernama Asih Widiyanto pemilik akun Facebook Yayan Csl menyampaikan permohonan maaf kepada rekan-rekan jurnalis di Bengkulu Utara khususnya dan seluruh Indonesia pada umumnya atas status saya saya yang dibuat pada tanggal 25 April 2018 jam 19.00 titik 30 yang memicu ketersinggungan terhadap profesi jurnalis,” ujar Asih.
“Saya menulis karena ketidaktahuan saya tentang esensi jurnalistik. Saya berjanji tidak akan mengulangi hal serupa di kemudian hari,” tutupnya.


Penulis: MS Firman
Editor: Jean Freire