SMK Negeri 5 Bengkulu Utara Hilangkan Mata Pelajaran (DPIB) Rugikan Siswa

Bengkulu Utara – Lima mata pelajaran utama disekolah menegah kejuruan (SMK) yang semestinya diperhatikan dan harus diselesaikan dalam menenpuh pendidikan di SMK yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika , Teori Kejuruan serta praktek Kejuruan hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003, serta peraturan lainya yang berkaitan dengan pendidikan menegah kejuruan.

Pendidikan mengah kejuruan adalah sarana pendidikan yang mengupayakan dan bertujuan untuk mencipakan kemampuan sisiwa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu, dalam mengantisipasi kebutuhan lapangan kerja baik lokal maupun pada tingkat nasional.
Lain halnya dengan yang terjadi pada salah satu sekolah menengah kejuruan SMK yang berada diwilayah Kabupaten Bengkulu Utara.

Sekolah menengah Kejuruan Negeri 5 Bengkulu Utara, yang terletak dikecamatan Ketahun, Bengkulu Utara ini justuru menghilangkan beberapa mata pelajaran Kompetensi Keahlian dalam proses belajar mengajar disekolahnya. Dan hal ini menjadi perbincangan dikalangan siswa, wali murid dan guru. Yang merasa dirugikan atas kebijakan sekolah tersebut
Salah seorang sisiwa kelas XI yang meminta namanya dirahasiakan, kepada awak media mengatakan,

“ Kami merasa dirugikan atas kebijakan sekolah yang meniadakan mata pelajaran jurusan keahlian seperti mata pelajaran, Aplikasi perangkat lunak dan perencanaan intrior serta estimasi biaya konstruksi, padahal itukan mata pelajaran keahlian kami “ ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan sisiwa kelas X yang notabene baru saja masuk kesekolah tersebut mengatakan,

“ Kami siswa yang baru masuk juga ngak ngerti kenapa mata pelajaran keahlian kok ngak ada, masa mata pelajaran kami sama dengan anak SMA umum, padahal kami masuk SMK kan mau belajar yang kehlian.”ungkapnya.

Begitu pun sisiwa kelas XII juga mengeluhkan tidak adanya mata pelajaran konstruksi dan jembatan pada jadwal pelajaran daring yang ada, sehingga kami merasa dirugikan, apa lagi sebentar lagi kami harus menghadapi ujian, Ungkap nya.
Tidak berbeda jauh dengan keluhan siswa , orang tua sisiwa yang menghubungi awak media juga mengatakan,

“ Kami tidak mengerti mengapa mata pelajaran keahlian disekolah ditiadakan, padahal itukan mata pelajaran pokok pada SMK. Kami berharap anak-anak kami nanti tamat dengan memiliki keahlian, sehingga ada perbedaan dengan tamat SMA umum dan mudah dalam mendapatkan pekerjaan kerena memiliki keahlian, Ungkapnya.

Sementara itu kepala sekolah SMK Negeri 5 yang dihubungi awak media melalui telpon tidak menjawab panggilan, dan pesan singkat yang dikirimkan lewat WhatsApp, juga tidak dijawab.

Salah seorang guru SMK Negeri 5 Bengkulu Utara yang dihubungi awak media membenarkan hilangnya mata pelajaran kompentensi keahlian tersebut, dan mengatakan,

“ Ini kebijakan kepala sekolah dengan alasan kondisi Covid-19, tentu ini merugikan banyak pihak seperti kami para guru dan terlebih lagi siswa dan wali murid, namun mau dibilang apa ini keputusan kepala sekolah dan waka bidang kurikulum, aneh aja sih sebenarnya, dalam jadwal tersebut yang ada hanya mata pelajaran umum, padahal kita adalah sekolah kejuruan, tapi sebaiknya hubungi kepala sekolah saja atau waka kurikulum,” ungkapnya dan meminta namanya untuk tidak dituliskan,

Senada hal tersebut juga, salah seorang guru bidang studi yang dimintak keterangan oleh awak media mengatakan,

“ Benar beberapa mata pelajaran kompetensi keahlian tidak terdapat dijadwal daring pada semester ganjil ini, padahal mata pelajaran tersebut sangat dibutuhkan, kalau alasanya covid-19 ini ngak masuk akal, masa megorbankan mata pelajaran keahlian, kan bisa juga lewat daring karena banyak teori yang harus disampaikan, Ungkapnya dan meminta namanya pun dirahasiakan.

Untuk mencari kebenaran kebijakan kepala sekolah SMK 5 Bengkulu Utara ini awak media mengkorfirmasi langsung kepala UPTD wilayah 1 Arga Makmur Bengkulu Utara, Ir. M. Soleh dikantornya mengatakan,

“ Kami belum ada Laporan soal itu, namun secara aturan ngak boleh, tapi mungkin karena kondisi covid dan sementara itu pelajaran harus tatap muka, jadi tidak bisa dilaksanakan, tapi itu mungkin, ulang pak Soleh berulang ulang, Mungkin itu mata pelajaran praktek yang tidak bisa dilaksanakan secara daring misalnya masang bata, menggambar, dan lainya, namun kalau benar ada mata pelajaran kompetensi keahlian yang ditiadakan tentu akan akan kami pertanyakan kesekolah bersangkutan ” tutup Soleh (*1)