Anggota DPRD Bengkulu Utara saat rapat paripurna penyampaian pandangan umum fraksi terhadap tiga Raperda yang disampaikan eksekutif/firman-sahabatrakyat.com

BENGKULU UTARA, sahabatrakyat.com– Fraksi Golkar DPRD Bengkulu Utara (BU) lewat juru bicaranya, Juhaili, SE mempertanyakan program beasiswa pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu yang tak lagi dianggarkan Pemkab BU.
Hal itu dilontarkan Golkar saat menyampaikan pandangan umum fraksi dalam Rapat Paripurna DPRD BU yang digelar Selasa (4/4/2017). Agenda Rapat Paripurna DPRD BU itu tentang pandangan umum fraksi terkait tiga raperda yang disampaikan eksekutif sehari sebelumnya (3/4/2017).
“Kita dapat melihat saat ini program beasiswa bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu tapi berprestasi untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Ratu Samban yang notabane satu-satunya yang ada di Kabupaten Bengkulu Utara dan se-Provinsi Bengkulu yang masih memiliki universitas, semestinya lebih disupport, karena bisa menjadi ikon bagi Bengkulu Utara,” kata Juhaili.
“Tetapi program beasiswa bagi anak-anak kurang mampu tersebut tidak dianggarkan kembali. Seandainya program ini memberatkan APBD Bengkulu Utara, bukankah ada CSR dari perusahaan-perusahaan yang ada di Bengkulu Utara yang bisa dimanfaatkan,” lanjut Juhaili.
“Memajukan dunia pendidikan dan memberi peluang masyarakat untuk mengenyam pendidikan di Bengkulu Utara menjadi salah satu program dalam visi misi ketika saat mencalonkan diri menjadi bupati, mohon penjelasan,” tutup Juhaili.
Rapat Paripurna penyampaian pandangan umum fraksi-fraksi itu sendiri dihadiri Wakil Bupati Bengkulu Utara Arie Septia Adinata, SE, Plt. Sekda Haryadi, S.Pd. Tampak hadir pula kepala dan perwakilan dari FKPD dan OPD Kabupaten Bengkulu Utara.
Ditemui terpisah, Novri Andi, SE, sekretaris Yayasan Ratu Samban kepada sahabatrakyat.com, Selasa (04/04/2017) di ruang kerjanya, juga mempertanyakan alasan mendasar yang membuat Pemkab BU menghentikan program beasiswa tersebut.
“Program beasiswa untuk keluarga kurang mampu ini bila dikatakan tidak efektif buktinya Unras sudah menelurkan banyak orang-orang yang mampu untuk berkompetisi. Ini tidak bisa dikatakan program itu gagal, kalau eror pasti ada namun tidak mubazir,” jelas Andi.
“Sementara kondisi kita untuk mengisi lapangan pekerjaan sendiri itu memang sulit di Bengkulu Utara. Kita harus akui itu. Salah satu indikantornya sulit mencari pekerjaan berbondong-bondong orang mau masuk honor. Sementara honorer sekarang dirumahkan itu menambah jumlah pengangguran. Rata-rata honorer pendidikan SMA, berarti beranjak dari sana sulit mereka mencari pekerjaan di Bengkulu Utara apalagi bersaing keluar,” kata Andi.
“Output dari Unras selama ini sampai program beasiswa bagi masyarakat kurang mampu itu diberhentikan apa alasan yang tepat? Apa alasan yang signifikan yang menyatakan bahwa program itu tidak sukses?” tanya Andi.
Andi mengatakan, berdasar data alumni yang mereka petakan, 80 persen di antaranya bekerja. “Kita mempertanyakan komitmen bapak bupati dan konsistensi salah satu visi misinya yakni pendidikan,” tutup Andi.
==========
Penulis: MS Firman
Editor: Jean Freire