BENGKULU UTARA– Ketua Komisi III H. Mohtadin, S.IP dan Anggota Komisi III DPRD Bengkulu Utara Dedi Syafroni meninjau jembatan ambrol yang menghubungkan Desa Tanjung Agung Palik-Desa Lubuk Gading, Kecamatan Tanjung Agung Palik (TAP), baru-baru ini, (Kamis, 23/03/2017).
Mereka turun untuk memastikan langsung kondisi kerusakan jembatan yang ambrol diterjang banjir itu. Keduanya didampingi oleh Camat TAP, Kades Tanjung Agung Palik Sukamto, Kades Lubuk Gading Yurman, Babinsa, Babinkamtibmas dan warga setempat.
Jembatan yang dibangun melalui program PNPM-MP pada tahun 2010 tersebut ambrol setelah diterjang banjir beberapa waktu lalu. Putusnya jembatan itu juga memutuskan akses utama yang menghubungkan kedua desa bertetangga itu.
Kades TAP Sukamto dan Kades Lubuk Gading Yurman mengatakan, jembatan itu merupakan akses penting bagi warga mereka. Sebab selain ke masing-masing desa, jalan itu juga akses menuju ibukota kabupaten.
“Kalau lewat jalan alternatif cukup jauh dan jalannya jelek ditambah kanan-kiri jalan jurang,” kata Yurman.
Usai meninjau jembatan yang ambrol, Ketua Komisi III H. Mohtadin dan Anggota Komisi III Dedi Skepada sahabatrakyat.com mengaku prihatin atas terputusnya akses yang menghubungkan kedua desa, termasuk untuk menuju ke ibukota kabupaten.
“Artinya kan ini akses desa sangat dibutuhkan. Karena kalau kita melihat langsung (memang) sangat memprihatinkan jembatan itu apalagi sudah satu tahun jembatan darurat. Bahkan kemarin sempat menelan korban,” ucap Mohtadin, S.Ip diamini Dedi Syafroni saat dibincangi sahabatrakyat.com (23/03/2017) di kantor camat TAP.
Keduanya sependapat bahwa kondisi demikian harus disikapi dengan segera dan cepat. Sebagai mitra eksekutif, keduanya mengaku akan berusaha maksimal untuk mendorong pembangunan (jembatan).
“Apa lagi akses jalan ini sangat penting bagi kedua desa ini. Untuk anggaran pembangunannya akan kita bahas di APBD-P. Kita juga akan berkoordinasi dengan PT Jurai. Mereka juga memanfaatkan jalan ini. Saat ini kita hanya meninjau keadaan nya seperti apa, kita tidak mau kalau cuma menerima laporan saja,” ujar Mahtodi.
Pada kesempatan itu Dedi Syafroni mengarahkan kepala desa untuk segera manyampaikan usulan pembangunan jembatan tersebut.
“Mengingat jembatan ini sudah pernah mencelakakan masyarakat, jangan sampai memakan korban jiwa baru kita perbaiki,” tutup Roni, sapaan akrab Dedi Syafroni. (MS. Firman/Adv)