BENGKULU – Puluhan warga dari Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu, melakukan aksi protes di kantor PT Pelindo yang berlokasi di Kota Bengkulu, Senin (14/04/2025).

Aksi tersebut merupakan bentuk kekesalan warga yang sudah berbulan-bulan merasa terabaikan oleh pemerintah dan pihak perusahaan terkait distribusi logistik, hasil pertanian, hingga akses pendidikan bagi anak-anak mereka.

Situasi memanas ketika sejumlah emak-emak yang tergabung dalam rombongan warga masuk ke gedung PT Pelindo.

Mereka menyampaikan langsung keluhan dan tuntutan kepada pihak perusahaan. Teriakan lantang mewarnai aksi tersebut, menunjukkan betapa terdesaknya kondisi yang sedang mereka alami.

“Anak-anak kami tidak bisa kuliah, anak-anak terlantar tidak bisa sekolah. Mana yang katanya bantu rakyat?” teriak salah satu emak-emak yang tergabung dalam aksi, suara lantang dan penuh emosi.

Pantauan  dilokasi, warga sudah sejak pagi berkumpul di depan gedung PT Pelindo. Aksi ini merupakan puncak dari kekesalan warga yang merasa hak-hak dasar mereka telah diabaikan, termasuk kebutuhan akan transportasi dan akses logistik yang sangat terbatas di Pulau Enggano.

Salah satu perwakilan emak-emak Enggano, Heti Kauno, mengungkapkan bahwa mereka telah menunggu hampir dua bulan untuk mendapatkan kepastian dari PT Pelindo terkait solusi atas krisis yang melanda pulau mereka. Namun hingga kini, belum ada tindakan nyata atau jawaban tegas yang diberikan.

“Kami datang jauh-jauh bukan untuk membuat keributan, tapi untuk memperjuangkan hidup kami. Kami tidak bisa bayar SPP anak-anak, karena hasil tani kami tidak bisa dijual. Semua tersendat karena tidak ada kapal yang datang mengangkut hasil panen,” jelas Heti.

Ia menambahkan bahwa warga Enggano saat ini dalam kondisi sangat memprihatinkan. Tidak hanya kesulitan ekonomi, mereka juga terancam krisis pangan karena logistik dari luar tidak masuk ke pulau tersebut dalam waktu yang cukup lama.

“Semuanya sudah kritis. Transportasi tidak ada, logistik habis, dan seluruh hasil panen membusuk di tempat. Kami tidak tahu harus bagaimana lagi,” lanjut Heti.

Aksi ini juga didukung oleh sejumlah mahasiswa yang berasal dari Pulau Enggano maupun simpatisan yang merasa prihatin terhadap kondisi tersebut. Mereka ikut bergabung menyuarakan aspirasi dan mendesak pihak PT Pelindo untuk segera mengambil langkah nyata dalam membantu masyarakat.

Hingga saat ini, puluhan warga dan mahasiswa masih berada di lokasi, menunggu hasil dari audiensi tertutup antara perwakilan warga Enggano dan pihak manajemen PT Pelindo. Belum ada pernyataan resmi yang disampaikan oleh pihak perusahaan terkait tuntutan warga tersebut. (Rls)