Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah hadir dan membuka secara resmi Seminar Nasional/ist

BENGKULU- Berada pada masa dan tahun politik saat ini Gubernur Bengkulu meminta kepada para mahasiswa dan akademisi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat luas dan membawa politik Bengkulu ka arah yang lebih baik. Terlebih pada dasarnya politik tidak hanya berkutat dalam politik praktis dalam memilih pemimpin, namun politik juga diperlukan dalam hal ekonomi, sosial dan hal lainnya.

“Saya kira teman-teman Fisipol bisa menggiring ekonomi Bengkulu ke arah yang lebih baik, itu yang kita harapkan. Tapi jangan kalau pihak kampus dan mahasiswa justru berdiri di belakang politisi mengharapkan jabatan politik tertentu, karena kampus itu lembaga ilmiah dan mahasiswa masyarakat ilmiah” ungkap Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah usai hadir dan membuka secara resmi Seminar Nasional “Literasi Politik Kesukuan” dan Launching Buku “Politik Kesukuan Dalam Pilkada”, di Ruang Rapat Utama Rektorat Universitas Bengkulu (UNIB), Sabtu (02/03/2019).

Terkait dengan politik kesukuan, Rohidin Mersyah juga meminta kepada akademisi dan mahasiswa untuk tidak salah memahami dan tidak perlu mempersoalkan hal tersebut, karena kondisi politik praktis saat ini lebih menitik beratkan kepada kualitas calon pemimpin atau calon legislatif itu sendiri.

“Jadi menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam kontestasi politik itu menurut saya untuk saat ini bukan hanya sebatas kesukuan, agama dan lainnya, akan tetapi pengaruh besar terhadap resource sumber daya yang dimiliki,” tambahnya.

Selain itu, dikatakan Rohidin Mersyah, mahasiswa jangan alergi dengan politik walau terkadang masyarakat mengasosiasikan politik itu sesuatu yang negatif. Politik itu merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan dalam kemasyarakatan.

“Kita akan masuk kedalam yang namanya aroma politik baik dalam ekonomi, sosial dan lebih praktis kita memilih pemimpin dan sebagainya. Jadi saya kira mahasiswa harus belajar untuk itu,” pungkasnya.

Sementara itu diakui Wakil Rektor UNIB Bidang Perencanaan dan Kerjasama Ardilafiza, memang sejauh ini belum maksimal untuk menentukan sikap dan peran di dalam kancah politik Indonesia.

“Hal ini lantaran banyaknya keterbatasan yang kita miliki selaku pihak akademisi. Semoga dengan seminar ini, sikap dan peran politik akademisi dan mahasiswa Bengkulu jelas akan memberikan gerakan lebih baik bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.


Editor: Jean Freire