BENGKULU — Proses seleksi calon pimpinan Bank Bengkulu resmi dimulai sejak 8 April dan akan berlangsung hingga 15 April mendatang. Beberapa nama telah mengajukan diri kepada panitia seleksi (Pansel) untuk mengisi posisi strategis, yakni Direktur Utama, Direktur Kepatuhan, Komisaris Independen, serta Komisaris Non-Independen.
Untuk posisi Direktur Utama, dua nama mencuat ke permukaan. Pertama, Roby Wijaya, sosok senior di Bank Bengkulu yang saat ini menjabat sebagai Kepala Divisi Perencanaan dan sebelumnya pernah menjadi Corporate Secretary. Kedua, M. Fatahillah dari Bank DKI yang diharapkan membawa perspektif baru untuk kemajuan Bank Bengkulu.
Sementara itu, untuk jabatan Direktur Kepatuhan, terdapat tiga kandidat yang telah mendaftar, yaitu Benny Farendra, Zulkarnain, dan Hendra Jaya. Ketiganya merupakan figur internal Bank Bengkulu yang telah memahami kultur dan sistem kerja di institusi tersebut. Menariknya, Benny Farendra diketahui memiliki hubungan keluarga dengan Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.
Pada posisi Komisaris Independen dan Komisaris Non-Independen, beberapa nama populer turut mencalonkan diri. Salah satunya adalah Andaru Pranata, putra dari Wakil Gubernur Bengkulu, Ir. Mian. Nama lain yang cukup dikenal adalah Elva Hartati, Ketua DPW PDI Perjuangan Provinsi Bengkulu sekaligus bakal calon Bupati Bengkulu Selatan. Selain itu, ada Yugianto, Ketua DPW Muhammadiyah Bengkulu; Yanti Kurniati, mantan Direktur Kepatuhan Bank Bengkulu; dan Ridwan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bengkulu.
Menanggapi proses seleksi ini, Komisaris Utama Bank Bengkulu, Prof. Dr. Ridwan Nurazi, menyatakan bahwa saat ini panitia masih dalam tahap verifikasi dokumen semua kandidat. Setelah proses ini selesai, hasilnya akan dibawa ke Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dijadwalkan berlangsung pada 24 April 2025.
“Verifikasi akan memakan waktu sekitar satu minggu. Setelah itu, hasilnya akan diserahkan ke Gubernur Bengkulu untuk penentuan lebih lanjut dan pelaksanaan RUPS. Nama-nama terpilih kemudian akan dikirim ke OJK untuk menjalani uji kelayakan dan kepatutan,” jelas Ridwan.
Sebagai informasi, Pemerintah Provinsi Bengkulu saat ini merupakan pemegang saham mayoritas dengan porsi 38 persen. Disusul oleh Bank BJB dengan kepemilikan 15,57 persen atau setara Rp 249,9 miliar. Sisanya dimiliki oleh sembilan bupati dan wali kota se-Provinsi Bengkulu. (**)