Tiga siswa SMP Negeri 01 Lebong Atas diapit guru pembimbingan dan kepala sekolahnya/foto kia-sahabatrakyat.com
Tiga siswa SMP Negeri 01 Lebong Atas diapit guru pembimbingan dan kepala sekolahnya/foto kia-sahabatrakyat.com

LEBONG, sahabatrakyat.com– Dalam ajang Lomba Penelitian Siswa Nasional (LPSN) Tingkat SMP yang berlangsung di Jakarta, baru-baru ini, tiga siswa asal SMP Negeri 01 Lebong Atas, Kabupaten Lebong yang mewakili Provinsi Bengkulu, sukses mengukir prestasi. Walau tak meraih medali emas, memboyong perunggu alias juara III patut diapresiasi.

Mengangkat “Rekayasa Lalu Lalang Kendaraan Menjadi Energi Listrik” sebagai judul penelitian, Billi Pernando Fanes, Epantri Zuhandra dan Nico Yolanda mengharumkan nama daerah di antara 34 provinsi se-Indonesia yang mengikuti lomba. Seperti apa proses penggalian ide dan persiapan mereka sebelum tampil di even nasional itu?

Menurut Sikulo MPd, guru pendamping siswa, persiapan yang dilakukan siswa sebelum tampil sudah dimulai sejak Januari 2015. Dalam LPSN kali ini ada tiga cabang pelajaran yang dilombakan, yakni IPA, Teknologi Rekayasa dan IPS. Mereka sendiri memutuskan memilih ikut cabang Rekayasa Teknologi.

Untuk sampai kepada penetapan tema dan judul makalah, lanjut Sikulo, prosesnya cukup panjang. “Latihan penelitian anak yang dilakukan bukan hanya pada jam sekolah dan ekstra kurikuler saja, kadang bisa dilakukan di hari-hari biasa. Di luar jam sekolah anak-anak datang ke rumah saya. Kita terus membahas masalah dan menggali apa upaya yang mungkin bisa dilakukan guna menjawab masalah energi tersebut,” ujar Sikulo.

Judul yang diangkat siswa itu dimulai dengan diskusi tentang masalah yang sering dihadapi masyarakat sehari-hari. Siswa diajak berfikir kreatif untuk menemukan dan merumuskan apa masalah yang ada di sekitarnya lalu diajak mencari solusinya. “Krisis energi yang sering dibicarakan belakangan ini, misalnya minyak, kelangkaan dan mahalnya harga gas, atau pemadaman listrik yang sering terjadi kemudian menjadi topik yang kita diskusikan,” kata Sikulo.

Diskusi itu, lanjut Sikulo, sampai pada pengamatan lingkungan sehari-hari dimana siswa bisa mengamati dan merasakan sendiri tingginya laju dan lalu lalang kendaraan saat ini, baik di desa apalagi di perkotaan.

“Kita coba gali apakah mungkin dan bagaimana caranya memanfaatkan lalu lalang kendaraan itu menjadi sumber energi alternatif. Dan terbukti bahwa kendaraan seperti mobil itu punya energi listrik ketika ia bergerak, yakni melalui lampu leb dengan menggunakan alat miniatur,” jelas guru Bahasa Indonesia SMPN 01 Lebong Atas itu.

Setelah menemukan materi dan judul yang akan dilombakan, para siswa lalu dibimbing mempersiapkan alat yang dibutuhkan. Mereka juga dilatih cara mempresentasikan materi penelitian. “Termasuk mempraktikkan perekayasaan alat yang dipakai untuk mengubah lalu lalang kendaraan menjadi energi listrik sebagaimana dituangkan dalam makalah penelitian. Jadi karya tulis ini merupakah karya tulis ilmiah,” kata Sikulo.  

 

Penulis: Zakiya Tulfitri

Editor: Jees