Dalhadi Umar

LEBONG, sahabatrakyat.com– Drs H Dalhadi Umar, BSc MSi menjadi salah seorang calon kuat dalam perebutan satu kursi DPRD Provinsi Bengkulu dari Daerah Pemilihan (Dapil) IV meliputi Rejang Lebong dan Lebong pada Pemilu 2019.
Ditemui sahabatrakyat.com di kediamannya di Kelurahan Turan Lalang, Kecamatan Lebong Selatan, Lebong, baru-baru ini, Bupati Lebong periode 2005-2010 itu memaparkan alasannya, termasuk mengapa ia pindah perahu: dari Gerindra ke Golkar.
Menurut Dalhadi, alasan utamanya maju lagi ke legislatif provinsi adalah untuk melanjutkan kontribusi membangun dua kabupaten, Lebong dan Rejang Lebong, yang sudah dilakoninya selama empat tahun terakhir.
Kontribusi selama menjadi wakil rakyat di Komisi I itu, kata Dalhadi, antara lain pelebaran jalan, saluran air, penyelesaian jalan. ”
Sementara yang masih ingin saya perjuangkan, di antaranya, pemekaran Lembak menjadi kabupaten,” sebutnya.
Untuk di Kabupaten Lebong, katanya, kontribusi yang pernah diberikan seperti masuknya investasi perusahaan seperti PLTP dan PLTA. Termasuk soal tapal batas dan lainnya.
Untuk kegiatan kampanye sendiri, kata Dalhadi, dirinya mengalir saja. Membaur dengan masyarakat sembari menyerap aspirasi. Pada kesempatan bersama warga itulah ia menegaskan kesiapannya jika masih dibutuhkan menjadi wakil rakyat.
“Silaturahmi saja. Kalau ada sepuluh orang di sini saya ngobrol. Kita menampung aspirasi dan itulah yang kita perjuangkan. Banyak sekali yang ingin kita selesaikan seperti program gubernur dan itu butuh orang yang kuat,” katanya.
Terkait kepindahannya dari Gerindra ke Golkar, Dalhadi menjelaskan, itu bukan karena ia tidak punya komitmen menjadi kader. Dalhadi menegaskan, ia sangat komit kepada Gerindra. Namun lantaran ada perlakuan yang inkonstitusional, ia akhirnya pilih hengkang.
Soal inkonstitusional yang dimaksud terkait Pilkada 2015. Dalhadi berharap waktu itu ada proses seleksi atau penjaringan yang sesuai mekanisme. Namun dalam perjalanan, hal itu tidak terjadi.
“Harusnya diseleksi dong. Tapi ini ndak. Duit. Makanya diberikan sama Leni waktu itu, Partai PKB. Bukan kader Gerindra. Nah, saya boleh kalau mau diseleksi. Silakan partai manapun boleh seleksi,” ungkapnya.
Dalhadi menandaskan, orientasi partai yang lebih mendahulukan uang daripada kader itu lah yang membuatnya akhirnya memutuskan mundur dari Gerindra.
“Nggak fair. Apa yang menjadi orientasinya itu, duit. Saya memang nggak mau. Saya bukan cara saya seperti itu. Saya tidak mau melanggar aturan walau pun saya tidak munafik bahwa manusia ada batas toleransi. Tapi melanggar aturan Allah, itu azab,” tandasnya.


Penulis: Aka Budiman dan Mitra Naibaho
Editor: Jean Freire