Tarian Tor-Tor asal Sumatera Utara saat Pembukaan Pekan Raya Arga Makmur menuai protes Fraksi Golkar DPRD BU/foto firman-sahabatrakyat.com
Buyung Satria dari Fraksi Golkar mengkritik tarian Tor-Tor asal Sumatera Utara saat Pembukaan Pekan Raya Arga Makmur /foto firman-sahabatrakyat.com

BENGKULU UTARA, sahabatrakyat.com– Peringatan dan perayaan HUT Kota Arga Makmur ke-40 tahun sudah resmi ditutup. Tapi perhelatan tahunan ini masih menyisakan persoalan. Setidaknya bagi Fraksi Partai Golkar di DPRD Kabupaten Bengkulu Utara (BU).

Sebelum menyampaikan pandangan akhir fraksi terkait Rapeda yang diusulkan Pemkab BU, Fraksi Golkar melalui juru bicaranya Buyung Satria, menyoal tari persembahan Tor-Tor saat pembukaan pekan raya Arga Makmur, beberapa waktu lalu.

Menurut Buyung, menampilkan Tari Tor-Tor itu menyampingkan adat lokal. Karena itu dia meminta Bupati BU Ir. Mian menonaktifkan dua pejabat yang dianggap bertanggung jawab, yakni Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Arga Makmur.

“Kami menilai kedua pejabat tersebut tidak memahami adat istiadat. Seharusnya dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” tegas Buyung, Rabu (19/10/2016) di Arga Makmur.

Sementara itu, Syafrianto Daud, S.Sos, selaku tokoh masyarakat BU yang juga raja hulu balang, saat diwawancara sahabat rakyat.com, mengatakan, jika ada ada kekeliruan harusnya langsung ditegur, bukan memvonis.

“Dari kepanitiaan HUT Arga Makmur yang menjadi koordinator adalah Asisten III dan Ketua Umum Sekda Bengkulu Utara. Kenapa Plt Kadis Dikbud yang divonis? Ada apa ini?” kata Yanto Daud, sapaan akrabnya.

“Secara logika tidak mungkin bawahan menolak perintah atasannya,karena dalam hal kegiatan yang bertanggung jawab adalah koordinator kegiatan bukan bawahannya. Saya tidak membela hanya meluruskan,” tegas Yanto Daud.

 

Penulis: MS Firman
Editor: Jees