Oleh : SABAR ARDIANSYAH, SST (PMG Muda Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)

HINGGA bulan April 2018, diperkirakan intensitas hujan di beberapa wilayah Propinsi Bengkulu masih cukup tinggi. Seperti daerah Kepahiang, Bintuhan, Muara Aman, dan Curup.
Selain potensi banjir dan longgsor yang masih mengintai, perlu juga diwaspadai potensi bahaya sambaran petir selama intensitas dan curah hujan masih tinggi. Petir sangat erat kaitannya dengan musim hujan.
Menurut statistik, petir membunuh sekitar 200 orang di Amerika Serikat dan melukai sekitar 550 orang pertahun, sebagian besar dikarenakan sambaran petir pada musin hujan. Tidak hanya dapat membahayakan nyawa, petir juga bisa merusak alat-alat elektronik seperti TV, laptop, kulkas, dll.
Masih jelas dalam ingatan kita kejadian petir yang menghanguskan satu rumah di Mukomuko pada tanggal 17 Oktober 2013 yang lalu. Sambaran petir telah menghanguskan rumah milik Muhlazin (32) beserta isinya.
Walaupun tidak ada korban jiwa, petir yang terjadi pada pukul 22.00 WIB saat hujan lebat itu telah menghanguskan semua perabot rumah tangga termasuk satu unit sepeda motor milik korban (www.antaranews.com 18/10/2013).
Wilayah Potensi Petir
Petir adalah fenomena alam yang sering timbul berbarengan dengan lahirnya awan pembentuk hujan yaitu awan Cumulonimbus (Cb). Pembentukan petir atau listrik udara diawali proses terjadinya lompatan listrik pada awan yang bermuatan listrik positif (+) dan sebagian awan yang bermuatan negatif (-), antara awan dan udara, atau dapat juga terjadi karena berinteraksinya listrik udara antara bumi yang bermuatan negatif (-) dan berinteraksi dengan awan yang bermuatan positif (+).
Jika perbedaan potensial antara bumi dan udara cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan.
Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektorn adalah udara. Saat elektron menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara.
Tempat yang berisiko tersambar petir antara lain daerah pebukitan atau pegunungan, lereng, daerah terpencil, dan daerah pedesaan.
Tempat yang juga tinggi resiko tersambar petir adalah kolam renang. Maka, saat kita sedang berenang dan tiba-tiba mendung atau tanda-tanda akan turun hujan, maka sebaiknya keluar dari kolam renang dan masuk bangunan terdekat.
Petir juga bisa merambat melalui kabel telepon atau kabel listrik. Jika di rumah memiliki saluraan telepon, saat hujan ada baiknya sementara dicabut untuk meminimalisir bahaya sambaran petir.
Pengurangan Risiko
Membangun instalasi penangkal petir merupakan salah satu upaya pengurangan risiko yang jamak dilakukan untuk bangunan tinggi. Namun untuk kita yang berada di dalam rumah, metode yang paling sederhana dan mudah dilakukan adalah metode Sangkar Faraday, yaitu dengan melindungi area dengan melingkupinya memakai konduktor yang dihubungkan dengan pembumian.
Tempat pembumian ini berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor tembaga ke batang pembumian yang tertanam di dalam tanah.
Upaya-upaya lain yang bisa dilakukan untuk pengurangan risiko sambaran petir antara lain jika kita berada dalam rumah hindari posisi yang dekat dengan kontak listrik.
Menjauhlah dari lokasi yang berair atau tanah yang basah. Matikan dan cabut kabel power dari stop kontak listrik semua barang elektronik yang kita miliki, seperti televisi dan komputer untuk mengurangi risiko tersambar petir.
Tentunya pertimbangkan lagi dengan faktor lainnya, apakah rumah/gedung memiliki penangkal petir? Apakah sedang terjadi badai petir? Bila kita masih merasa aman, atau petir dalam tingkat wajar silakan lanjutkan aktivitas.
Namun, bila merasa terancam segera cabut segala potensi sambaran petir lewat perangkat elektronik. Jauhi telepon, jika kita terpaksa menghubungi seseorang, gunakan telepon genggam. Jika petir menyambar jaringan telepon, arus listrik petir akan melewati setiap sambungan telepon yang sangat potensial jadi penghantar listrik. Jauhi pipa saluran air (bath tub, shower).
Petir memiliki kemampuan menyambar rumah atau dekat rumah dan arus listrik dapat merambat lewat pipa logam saluran air. Menggunakan sandal di dalam rumah atau memakai kaos kaki yang kering sebagai upaya ‘memisahkan’ tubuh kita dari tanah juga perlu dilakukan saat terjadi petir.
Jika berada di luar ruangan, cari tempat berlindung dalam gedung atau mobil. Kita akan aman berada dalam mobil karena petir akan berjalan mengelilingi permukaan kendaraan kemudian menuju tanah.
Sehingga pengendara mobil tak perlu khawatir dengan sambaran petir karena petir yang menyambar mobil langsung dinetralkan ke tanah. Penumpang di dalam pesawat juga aman karena pesawat terbuat dari bahan yang bisa melindungi penumpang dari petir.
Hindari berlindung di bawah benda logam yang menjulang tinggi. Orang yang berada di sebuah struktur yang terbuat dari logam, menara misalnya, harus segera masuk ke dalam struktur tersebut.
Untuk menghindari petir di tempat terbuka, kita juga bisa jongkok dengan merapatkan kedua kaki, kemudian tundukan kepala serendah-rendahnya tanpa menyentuh tanah.
Dengan cara itu, petir yang menyambar di dekat kita tidak akan mengalir ke dalam tubuh. Namun, kalau kedua kaki terbuka, petir akan meloncat ke tubuh kita.
Bila berada di kapal, jauhi tiang layar agar tak tersambar petir.
Mengenali tanda-tanda alam termasuk petir serta mengenali kondisi lingkungan tempat kita berada adalah menjadi wajib dalam rangka pengurangan risiko semua bencana alam.
Pengenalan terhadap bahaya sambaran petir serta upaya pengurangan risiko sangat perlu dipahami oleh kita sebagai upaya mitigasi awal untuk meminimalisir kerugian baik korban jiwa maupun harta di sekitar kita. (***)


Editor: Jean Freire