LEBONG, sahabatrakyat.com– Kelompok Tani Telaga Makmur Desa Sungai Gerong dan Kelompok Tani Jang Banten Desa Sukaraja, Kecamatan Amen, Lebong, pada Minggu (24/09/2023) mulai pukul 09.00 WIB kembali mendatangi pintu air DAN Ketahun di Desa Pungguk Pedaro, Kecamatan Bingin Kuning. Tujuannya, melihat langsung tindak lanjut rapat para petani itu dengan Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu yang dihadiri oleh PUPR Provinsi Bengkulu dan BESS7 belum lama ini (19/09/2023).
Untuk diketahui, rapat dengar pendapat tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan. Di antaranya adalah:Pertama, PUPR Provinsi melalui Satker TPOP diharapkan menjaga BK 1,2,3,4 dan 10. Kedua, BSSW7 menegur penjaga pintu utama untuk buka-tutup tanpa pertimbangan kondisi kekeringan mulai dari BK 14 sampai BK 20.
Ketiga, PUPR Provinsi segera menyurati teguran dan sangsi hukum pada para pemilik kolam air deras yg berdampak pada pasokan air di hilir. Keempat, melakukan pengurasan saluran mulai BK 2, 3, 4, 5. Lalu, pemeliharaan pematang atau tembok irigasi yang rusak.
Maka sejalan dengan peringatan Hari Tani Nasional, 24 September 2023, Kelompok Telaga Makmur dan Jang Banten melakukan pengecekan dan memastikan kesepakatan ini dijalankan pada tingkat lapangan atau tidak.
“Ternyata penjaga pintu utama saluran pengambilan DAM tidak ada di tempat dan pintu utama air yang berjumlah 4 hanya 2 yang dibuka besar. Itu berdampak pada debit air menuju BK 1 tidak maksimal. Padahal air Ketahun cukup besar melimpah di DAM. Selain itu pintu air BK 1 masih tertutup tidak dibuka maksimal padahal air sudah sangat besar masuk ke saluran sekunder menuju persawahan,” ungkap Ketua Poktan Telaga Makmur, Nurkholis Sastro, Minggu malam.
“Kita melihat pihak PUPR Provinsi dan BSSW7 tidak segera menjalankan kesepakatan tingkat lapangan. Untuk itu Kelompok akan membuat surat resmi pengaduan lanjutan kepada beberapa pihak tingkat Provinsi dan Kementerian. Serta ke depan tidak tertutup kemungkinan akan menempuh jalur hukum sebelum terjadi konflik air sesama petani,” tegasnya.
Sastro juga menegaskan bahwa pengabaian ini bentuk tidak serius mengurus petani dan menyepelekan para anggota legislatif. “Dan ini juga bentuk keterlibatan aparat memicu konflik petani,” imbuhnya.
Di hari Tani Nasional 2023 atau sudah 20 tahun pemekaran Lebong ternyata petani Lebong masih harus mengurusi air. Air yang menjadi bahan baku utama untuk pengolahan lahan dan tumbuh kembang padi dan ikan kolam.
Pewarta: Sumitra Naibaho