Bupati abengkulu Utara Ir. mian dianugerahi gelar Rio Alim Raja Perancang Bumi Pekal

BENGKULU UTARA, sahabatrakyat.com– Dalam rangka melestarikan adat budaya serta mengukuhkan persatuan dan kesatuan, baru-baru ini (Sabtu, 29/7/2017), masyarakat Pekal menggelar Rapat Agung yang dilanjutkan dengan pengukuhan kaum agung masyarakat Pekal.
Agenda yang dipusatkan di Singgasana Masyarakat Pekal di jalan lintas barat Bengkulu-Mukomuko, pangkal jembatan Putri Hijau, itu dihadiri 153 orang dari berbagai kesultanan seperti Pagar Ruyung, Bone, Maros, Kesultanan Sriwijaya, Kerinci, Kesultanan Mukomuko dan dari negeri jiran, Malaysia.
Bupati Bengkulu Utara Bersama Bupati Muko-muko

Setelah mempertimbangkan aspirasi masyarakat, ketua-ketua tingkat desa, kepala desa, BPD dan ketua adat desa, rapat agung mengangkat H. Sultan Bangsa, SH, MH sebagai Ketua Kaum Agung Masyarakat Pekal dengan gelar Maha Raja Sakti.
H. Sultan Bangsa, SH, MH. Maha Raja Sakti bersama Permaisuri Dahlia Pandamsari Puti Perindu Uhang Pekal

Sementara Hj. Dahlia Pandamsari sebagai permaisuri pendamping ketua agung masyarakat Pekal diberi gelar Puti Perindu Uhang Pekal.
M. Sabii, S.Pd diangkat sebagai ketua Kaum Masyarakat Pekal Kabupaten Bengkulu Utara dengan gelar Rio Gagas Mekar Sakti; Haidir, S.IP sebagai ketua Kaum Masyarakat Pekal Kabupaten Mukomuko dengan gelar Marah Malim Sakti;
Bupati Bengkulu Utara Ir. Mian siap mengibarkan panji-paji ini seantero bengkulu utara bersama untuk maju yang diberikan oleh Sulatan Palembang Darussalam

Zamhari As Jamal sebagai ketua Kaum Masyarakat Pekal Eks Marga Ketahun dengan gelar Rio Tangkas Sakti; Halidi, S., sebagai ketua Kaum Masyarakat Pekal Eks Marga Seblat dengan gelar Rio Sakti; dan H. Badrun Hasani, SH, MH, sebagai ketua Kaum Masyarakat Pekal Eks Marga Ipuh dengan gelar Muar Sakti.
Para pemangku tersebut langsung dikukuhkan oleh Ketua Umum Yayasan Raja Sultan Nusantara Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Bengkulu Utara Ir. Mian juga mendapatkan penganugerahan gelar Rio Alim Rajo Perancang Bumi Pekal. Sementara Ketua DPRD BU Aliantor Harahap, SE diberi gelar Putra Rio Diraja Uhang Pekal.
Ketua DPRD BU Aliantor Harahap, SE dianugerahi gelar Putra Rio Diraja Uhang Pekal

Selain pengukuhan kaum agung masyarakat Pekal dan penganugerahan gelar adat, pada kesempatan itu juga dikukuhkan Ikatan Keraton Cendikiawan Nusantara Kabupaten Bengkulu Utara, dengan Dewan Pembina Bupati Bengkulu Utara Ir. Mian, Ketua Drs. H. Yarmidal, MM, Anggota Syarius Sarkawi, Drs. Alex Feriansyah, MM, Zamhari As Jamal, Eko Kurnia Ningsih.
Bupati Bengkulu Utara Ir. Mian Saat menyampaikan sambutan

Usai pengukuhan, Bupati Mian mengatakan, semangat atau spirit yang dibangkitkan rapat agung masyarakat Pekal sangat baik dalam rangka melestarikan budaya. Terlebih sebagai anak bangsa yang memang harus melestarikan warisan leluhur.

“Dengan melestarikan budaya leluhur kita tentunya sebagai anak bangsa harus memelihara budaya, disamping itu Bengkulu Utara dengan keberagaman etnis, suku dan keluarga besar Suku Pekal ini asetnya pemerintah Bengkulu Utara dan pemerintah Provinsi Bengkulu,” kata Mian.
Tampak undangan yang hadir dalam Singgasana Kaum Agung Masyarakat Pekal

Bupati Mian menambahkan, pengukuhan dirinya sebagai salah satu pemangku gelar adat dari masyarakat Pekal merupakan beban spirit untuk bisa merangkul semua pihak dan kalangan, terutama dalam melestarikan budaya nusantara.
“Saya menjalankan amanah dengan dikukuhkan dan diberi penghargaan ini menjadi suatu beban spirit untuk bisa merangkul semua, untuk bisa melestarikan budaya ini apalagi kesempatan yang baik ini hadir dari berbagai kesultanan dan beberapa raja-raja dengan kearifan lokal masing-masing daerah,” papar Bupati Mian.
Pengurus Ikatan Cendikiawan Keraton Nusantara Kabupaten Bengkulu Utara

Menurut Bupati, hal itu menunjukan kebhinekaan untuk menjalin persatuan bahwa masyarakat Pekal, masyarakat Bengkulu Utara telah diketahui secara nasional mempunyai budaya leluhur, mempunyai ciri khas, adanya kekuatan tokoh adat dan badan musyawarah suku.
“Sehingga saya selaku kepala derah yang menjalankan amanah rakyat juga dinobatkan untuk bagaimana melestarikan budaya. Ini suatu pekerjaan yang harus kita laksanakan. Hal yang harus digaris bawahi adalah kita merajut silaturahim, kebhinekaan kita bersama,” katanya.
Tampak undangan yang hadir dalam Singgasana Kaum Agung Masyarakat Pekal

Terpisah, Ketua Umum Yayasan Raja Sultan Nusantara Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin, menyampaikan bahwa penobatan ketua Kaum Pekal disambut dengan gembira.
“Saat ini adab, adat budaya sudah mulai terdegradasi oleh pengaruh global ITE yang sangat dahsyat, jadi generasi muda dapat mengenal kembali dan bangsa ini tidak kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang memiliki marwah yang adiluhur, berbudi pekerti, bangsa yang ber-Pancasila, kesetiakawanan, bergotong royong dan tentang bela bangsa dan bela negara itu yang sangat luar biasa sekali,” ujarnya.

“Adat dan budaya ini untuk dapat kembali lagi pada jati diri indonesia yang ramatamah, sopan santun dan perlu ada pendidikan,” tutupnya.
H. Sultan Bangsa Maha Raja Sakti kepada sahabatrakyat.com mengatakan, ke depan yang utama hanya pembentukan moral. Krisis moral selama ini tidak dirasakan oleh generasi sekarang maupun generasi sebelumnya. “(Padahal) Kita ini sudah krisis moral,” jelasnya.
“Tugas kami akan menggali kearifan lokal dimana budaya bangsa ini yang teringgal harus kita hidupkan dan kita lestarikan kembali, jadi rasa solidaritas antara anak dan bapak ini moral, generasi moral, generasi moral, betul-betul generasi moral, jaman sekarang ini mengapa hancur, narkobais, korupsi karena tidak bermoral, anak-anaknya politiknya, eksekutif, legislatif, yudikatifnya tidak bermoral.”

“Kami menghimbau kepada seluruh bangsa khususnya warga pekal tanamlah rasa moral, punya rasa malu kepada diri sendiri, kepada warga, kepada Negara, jangan Tanya apa yang didapat, tetapi tanyakan kepada dirimu apa yang sudah kita perbuat yang terbaik untuk Negara ini.”
“Kepada generasi penerus tanamkan lah rasa solidaritas satu rahim, dimana satu rahim itu menghilagkan rasa kecemburuan sosial, menghilangkan rasa jauh dari persaudaraan, menghilangkan tauran, menghilangkan suatu kebencian etnis selama ini. Negara ini merdeka karena ada kesatuan etnis, persatuan moral rasa memiliki Negara kesatuan Republik Indonesia.”
Bupati saat menyapa tamu undangan yang hadir

H. Ikwan Halidi, SH, S.Sos, M.Si, ketua Ikatan Keluarga Masyarakat Pekal Kabupaten Bengkulu Utara, mengatakan, tidak ada nuansa politis sama sekali dalam kegiatan itu. Murni dalam rangka untuk menghidupkan kembali adat dan budaya yang telah lama usang.
“Mudah-mudahan lestari lagi dimasa mendatang. Kedepan dan selanjutnya ada kegiatan-kegiatan dalam rangka membenahi kedudukan kaum-kaum yang ada di desa,” ujarnya.
Untuk diketahui, Suku Pekal didalam AD/ART-nya dimulai dari Air Hitam Kabupaten Mukomuko (Sungai Rumbai sekarang) sampai dengan Desa Urai Kabupaten Bengkulu Utara.
=============================
Penulis: MS. FIRMAN (ADVERTORIAL)